ALREINAMEDIA.COM, KAIMANA – Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Kaimana Papua Barat, bekerjasama dengan Yayasan EcoNusa telah mengadakan pelatihan manajemen Koperasi Teluk Arguni di Kabupaten Kaimana.
Pelatihan ini gunanya agar dapat memperkuat manajemen koperasi dalam pengembangan bisnis komoditas berbasis masyarakat secara berkelanjutan, sehingga selain mendapatkan manfaat ekonomi, juga melestarikan sumber daya alam di sekitar masyarakat.
Pelatihan manajemen Koperasi Teluk Arguni tersebut dibuka secara langsung oleh Asisten I Setda Kaimana, Luther Rumpoho, S.Pd di Hotel Grand Papua Kaimana, Selasa (18/08/2020).
Turut hadir dalam acara ini Plt. Kepala Dinas Perindagkop, Kepala Dinas Perikanan, Kepala Dinas Pertanian, kepala Dinas Parawisata dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat serta tokoh Agama dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari yang dimulai dari tanggal 18-19 Agustus 2020 dengan peserta pelatihan diantaranya 18 pengurus koperasi dari 5 koperasi di distrik Teluk Arguni, serta enam pengurus koperasi dari 1 koperasi yang ada di Teluk Bicari Kabupaten Kaimana, Papua Barat.
Asisten I Setda Kaimana, Luther Rumpombo dalam sambutannya mengatakan, pelatihan manajemen koperasi ini sangat penting karena memiliki landasan sesuai dengan budaya masyarakat Kaimana dan Indonesia pada umumnya yakni bergotong royong. Koperasi juga merupakan lembaga keuangan di tingkat desa yang secara sukarela dengan rasa kekeluargaan dibentuk untuk mengurus bisnis pengelolaan sumberdaya alam demi kemakmuran masyarakat di masa mendatang.
“Harapannya setelah pelatihan manajemen ini, para pengurus koperasi semakin handal dalam mengelola keuangan warga dan dapat menjalankan usaha pengelolaan komoditas secara berkelanjutan. Dengan demikian pengelolaan komoditas dari hutan dan laut, masyarakat akan semakin sadar betapa pentingnya menjaga kelesatrian ekosistem disekelilingnya, semangat ini harus dipertahankan apalagi kita baru saja merayakan kemerdekaan RI yang ke 75 tahun kemarin.” Ujar Luther.
Sementara itu pada kesempatan yang sama Plt Kadis Perindakop, Agustitus Janoma, SE, MM menambahkan, kawasan Teluk Arguni memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Namun kekayaan sumber daya alam ini belum bisa menjamin kesejahteraan masyarakat lokal yang ada disekitarnya, hal tersebut dikarenakan potensi sumber daya alam yang ada ini belum dikelola secara baik.
Karena itu, lanjutnya Plt. Perindakop, agar pengelolaan ini dapat berjalan optimal dengan baik, maka perlu sebuah badan usaha yang secara sukarela dibentuk oleh masyarakat dan berprinsip gotong royong yaitu koperasi. Ia juga menyebutkan materi yang akan dipelajari dalam pelatihan ini diantaranya prinsip koperasi, manajemen koperasi, manajemen modal dan sisa hasil usaha serta Rapat Anggota Tahunan.
“Ada banyak komoditas unggulan pertanian dan kelautan yag dapat dikelola dari Kawasan teluk Arguni seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, pisang, pala, cengkeh dan kopi, sedangkan hasil laut yakni ikan Kakap merah, Kerapu, Tenggiri, Kepiting Bakau dan Udang. Dengan berlimpahnya komoditas tersebut, kehadiran koperasi dengan manajemen yang baik akan sangat membantu masyarakat.” Ujarnya.
Secara terpisah Direktur Program Yayasan EcoNusa, Muhammad Farid, mengatakan Yayasan EcoNusa telah melakukan penilaian pendahuluan komoditas unggulan di Teluk Arguni dan memperoleh informasi paling tidak ada 11 komoditas hutan non kayu dan 12 hasil laut.
“Kami meyakini jika komoditas-komoditas tersebut dikelola secara serius melalui Koperasi, maka kesejahteraan masyarakat dan kelestarian ekosistem darat (landscape) dan laut (seascape) dapat tercapai. Masyarakat pasti akan menjaga hutan dan lautnya untuk tetap menghasilkan komoditas-komoditas tersebut karena mendapatkan keuntungan langsung melalui kegiatan perdagangan,” kata Farid.
Melalui pendekatan pengelolaan terintegrasi ini diharapkan hutan primer yang mencapai 300 ribu Hektar di Teluk Arguni dan pesisirnya tetap terjaga di masa mendatang, dan dengan adanya perpaduan pengetahuan lokal serta pengetahuan manajemen Lembaga Koperasi yang diperoleh selama dua hari ini dapat menjadi modal dalam memperkuat manajemen koperasi di masing-masing desa untuk pengembangan bisnis komoditas berbasis masyarakat. (IMRAN ALWI)