Alreinamedia. Betam – MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia) Provinsi Kepri gelar seminar nasional perikanan. Dengan tema ”Strategi Mewujudkan Kabupaten Lingga dan Bintan Sebagai Poros Perikanan Nasional”.
Sebagai nara sumber Prof, Dr, Rokhmin Dahuri, MS (Ketua Umum Masyakat Akuakultur Indonesia), pada Jum’at (9/10/20). Bertempat hotel Comforta Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Ditempat yang sama pada waktu yang berbeda Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, didampingi Ketua APPL Kepri, Herry Tousa, mengatakan bahwa perikanan di Kepri mempunyai potensi alam yang luar biasa dengan keindahannya, mempunyai tambang bauksit, pasir laut dan sumber ikan yang melimpah. Ini adalah anugrah Tuhan Yang Maha Esa, yang harus diperhatikan dalam mengolah guna meningkatkan ekonomi dan kemakmuran rakyat, pada Sabtu (10/10) pagi.
Bagi nelayan di Kepri semestinya sudah di bekali dengan sistim teknologi canggih dan moderen. Berharap kepada kepala daerah yang terpilih nantinya untuk dapat mendukung membangun sistim pengolahan ikan secara hulu dan ilir. Untuk mendukung hal tersebut kita akan membuat koperasi secara profesional dengan dukungan semua pihak termasuk pemerintah.
Bab yang berbeda terkait tentang pasir laut dan sistim pengolahan imbuhnya, ada beberapa alternatif penting yang harus diprioritaskan yaitu menyangkut dengan pengelolaan dan penambangan pasir laut dengan teknologi penambangan pasir ramah lingkungan.
Senada dengan hal tersebut diatas adalah bagaimana untuk menetapkan skala prioritas dari pengelolaan penambangan pasir laut yang berkelanjutan berdasarkan hirarki yang telah dibentuk.
Selanjutnya merupakan hirarki dari stakeholder yang harus terlibat dalam upaya mencapai model pengelolaan penambangan pasir laut yang berkelanjutan. Demi mewujudkan hal tersebut ada beberapa stakeholder yang perlu dibandingkan tingkat kepentingannya. Yakni pemerintah, masyarakat, institusi lokal, penegak hukum, perguruan tinggi, tokoh adat, pengusaha dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentunya.
Dengan demikian ada beberapa tujuan yang perlu diprioritaskan diantaranya reduksi, degradasi lingkungan, peningkatan daya saing keindahan pulau dan perluasan lapangan kerja, minimasi konflik, serta pemulihan ekosistem. (Ramadan)